Deep learning dalam Kurikulum Merdeka bukan hanya tentang teknologi “pembelajaran mendalam” seperti di bidang komputer, tetapi juga mengacu pada konsep pembelajaran yang bermakna dan mendalam bagi peserta didik.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, deep learning berarti pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada hafalan atau pengetahuan permukaan, tetapi mendorong siswa untuk:

  • Memahami konsep secara mendalam,
  • Mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata,
  • Berpikir kritis dan kreatif, serta
  • Mengembangkan karakter dan kompetensi abad ke-21.

Hubungan Deep Learning dengan Kurikulum Merdeka:

  1. Berorientasi pada kompetensi, bukan hanya konten
    Siswa tidak sekadar tahu “apa”, tapi juga mengerti “mengapa” dan “bagaimana” sesuatu terjadi.
  2. Berbasis proyek dan pengalaman nyata (Project-Based Learning)
    Siswa diajak memecahkan masalah kontekstual, sehingga mereka belajar menerapkan ilmu dalam situasi kehidupan sehari-hari.
  3. Mendorong 8 Dimensi Profil Lulusan
    Pengganti Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah Profil Lulusan berdimensi 8, yang diperkenalkan dalam Kurikulum Merdeka. Perubahan ini bukan sekadar pergantian nama, tetapi penyempurnaan kerangka kompetensi lulusan: selain dimensi spiritual (keimanan dan ketakwaan), ditambahkan dimensi seperti kewargaan, kolaborasi, kesehatan, dan komunikasi, bersama dengan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kemandirian
  4. Peran guru sebagai fasilitator cerdas digital
    Guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi memfasilitasi proses belajar mendalam dengan bantuan teknologi digital dan strategi pembelajaran inovatif.

Contoh Penerapan:

  • Di pelajaran IPA, siswa menganalisis dampak perubahan iklim di lingkungan sekitar mereka, bukan hanya menghafal definisinya.
  • Dalam Bahasa Indonesia, siswa membuat kampanye sosial digital tentang literasi membaca untuk masyarakat, bukan hanya menulis teks narasi.

Jadi, deep learning dalam Kurikulum Merdeka adalah upaya untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, relevan, dan kontekstual, di mana siswa benar-benar memahami dan mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata.